Lanjut ke konten

NATAL SIAPA SURUH..!??

Desember 15, 2008

32

Natal Siapa Suruh..??

Bibel pun Tidak menganjurkan..

Oleh kaum Kristiani, tanggal 25 Desember kadung dianggap sebagai hari kelahiran Yesus Kristus atau lebih dikenal sebagai hari Natal. Di berbagai belahan dunia, mayoritas umat Kristiani merayakan dengan suka cita. Bahkan memasuki bulan Desember aroma natal sudah terasa di mana-mana, dengan dilengkapi pohon cemara yang terang benderang dan dililit lampu-lampu kerlap kerlip, penuh dengan segala aksesorinya. Musik-musik Natal pun sudah bergema. Yang mengherankan adalah pandangan Pastor Herbert W. Amstrong. Pastor dari Worldwide Church of God yang berpusat di Calofornia AS. Dengan tegas menyatakan bahwa Injil (Bibel) sama sekali tidak pernah menganjurkan umat Kristiani untuk mengadakan / merayakan Natal. Sejarah Gereja pada aawalnya tidak menganjurkan Natal. Sejak Abad ke-1 hingga ke-4 masehi, Gereja tidak pernah mengadakan Natal. Baru pada |Abad ke-5 baru diadakan Natal atas perintah Kaisar Konstantine, penguasa bangsa Roma yang berkiblat pada Gereja Barat.  Sedang Gereja Timur tidak mengakui tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus.

Umat Kristen yang tidak merayakan natal berpegang pada injil lukas 2:11 yang memaparkan susana kelahiran Yesus di padang Yudea, “Di daerah itu ada gembala-gembala yang tertinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata Malaikat itu kepada mereka: ‘Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitahukan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juru Selamat, Yaitu Kristus, di Kota Daud.” Di padang yudea, setiap bulan Desember adalah puncak musim dingin. Tidak mungkin pengembala ternak itu berada di padang Yudea pada bulan desember.

Bibel sendiri berselisih pendapat mengenai ini. Injil Matius 2:1 menyatakan : Yesus lahir di Betlehem pada Zaman Raja Herodesm Sedangkan Injil Lukas 2:1-20 menyatakan bahwa Yesus lahir di saat Kaisar Agustus mengadakan sensus penduduk di tanah Yudea. Menurut tarikh sejarah sensus ini diadakan pada abad ke-7 Masehi. Antara kedua Bibel terpaut jarak tiga (3) Abad mengenai kelahiran Yesus.

Kaisar Konstantine Masukkan Natal ke Gereja

Kepercayaan paganisme (penyembahan berhala) bangsa Romawi kuno mengenal perayaan Brumalia (25 Desember). Sebab itu Kaisar Konstantine “Mengcopy Paste”  hari perayaan brumalia yang menyembah Dewa Matahari Menjadi Natal yang dikatakan sebagai Hari Kelahiran Yesus Kristus. Demikian ringkasan asal-usul terjadinya Natal yang dirayakan oleh Kaum Kristiani

Asal Usul Pohon Natal

Dari catatan-catatan kuno pastor Amstrong Nimrood (Raja Namrudz) adalah salah satu tokoh yang mempelopori pembangkangan terhadap Tuhan. Jumlah kejahatannya amat banyak, diantaranya adalah menagwini ibu kandungnya sendiri yang bernama Semiramis. Setelah Nimrood meninggal, Ibu yang sekaligus istrinya itu  menyebarkan paham bahawa roh Nimrood tetap hidupabadi, walau jasad kasarnya telah mati. Semiaras menjadikan pohon evergreen (cemara) yang bisa tumbuh dari sebatang kayu yang sudah mati sebagai simbol adanya kehidu[pan baru bagi Nimrood yang sudah mati. Semiras mengatakan bahwa Nimrood berada di pohon evergreen pada saaat ahri kelahirannya tiba, sebab itu di dahan-dahan pohon evergreen itu selalu diihiasi denga aneka hiasan dan bingkisan. “inilah cikal bakal pohon natal.” Tegas Pastor Amstrong.

Bibel sendiri tidak mengajarkan pohon Natal, ..”Bukankah berhala itu pohon yang di tebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tukang kayu? Orang memperindahnya denga emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu, supaya jangan goyang.” (Injil Kitab Yeremia 10:3-4)

Sebab itu, setelah mempertimbangkan dari berbagai aspek maka komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 7 Maret 1981 denag tegas mengeluarkan fatwa haramnya merayakan NAtal bersama. Fatwa itu ditandatangani oleh ketua MUI KH. M Syukri Ghozali dan sekretaris MUI Drs. H. Mas’udi. ” Mengikuti upacara Natal bersama bagi umat Islam hukumnya haram,” Tegas fatwa tersebut. ini sikap yang sangat tepat, Bukankah Bibel sendiri berselisih paham mengenai hal ini jadi mengapa kita sebagai “Orang lain” harus juga ikut campur? Apa kurang kerjaan??

Diringkas dari Tulisan : Rizki Ridyasmara

10 Komentar leave one →
  1. Pdt. Cornelius permalink
    Desember 15, 2008 2:10 pm

    Selamat malam, saya tidak tahu menahu apa motivasi anda memuat tulisan tentang ini. Sebagai umat beragama, seharusnya anda tidak memuat tulisan yang sekiranya berbau sara seperti ini. Karena tulisan ini akan menyinggung hati umat nasrani. Saya menghargai islam dan ajaranya. Pesan saya satu, sebaiknya anda instropeksi terlebih dahulu sebelum memuat tulisan yang sekiranya berbau sara seperti ini sebelum pada akhirnya akan merugikan diri anda bahkan umat muslim sendiri. Terimakasih 🙂

  2. Desember 16, 2008 1:55 pm

    ^_^ Bukannya kita ingin ikut campur. Tapi sebagai muslim yang juga berkehidupan sosial, ada hubungan2 yang harus dijaga (terlebih antar umat bergama). Maka dari itu perlu diperjelas mengenai batasan-batasannya. Menurut saya sih begitu.

    Adapun keberagaman fatwa tentang masalah ini, bukan menandakan, ada satu pihak yang telah melenceng dari ketauhidan. Melainkan karena aspek hubungan sosial yang coba dijaga dengan mengutamakan menjaga ketauhidan. Tulisan bapak Quraish Shihab mungkin dapat menambah pengetahuan kita mengenai masalah ini. Judul bukunya saya lupa. Kalau tidak salah, dalam buku membumikan Al-Quran. Mohon maaf kalo keliru. Nanti saya coba buka-buka kembali bukunya.

  3. Desember 19, 2008 9:39 am

    speechless

  4. Desember 19, 2008 4:28 pm

    Catatan ini membuka mata saya,

    Sebelumnya saya pernah membahas topik yang sangat bertentangan dengan hal seperti ini. Saya kira dengan mempelajari agama dan keyakinan orang lain (yang beda dengan yang kita yakini, imani) adalah sebuah kesalahan besar sehingga terkadang jadi lupa dengan agama dan ajaran agama kita sendiri, dan sering kali dikala kita mempelajarinya justru hanya mencari-cari kesalahan agam yang kita pelajari itu sendiri, dan sudah barng tentu akan menimbulkan efek negatif baik buat diri kita maupun di sekeliling kita.

    Sudah cukup Besar-kah iman kita ?
    Sudah-kah kita paling suci ?
    Sudahkah kita paling Benar?
    Apa Kita yakin dengan mendikte Agama orang kita jadi Penghuni SORGA?

    Jawaban-nya hanya ada di tangan kita sendiri

    Salam, sukses selalu

  5. Desember 20, 2008 10:49 am

    Sekiranya ad yang tersinggung kami mohon maaf, tidak ada maksud untuk menjelekkan satu agama…
    hanya kumpulan-kumpulan kliping yang saya temukan, sekali lagi bila Tulisan ini menyinggung dimohonkan maaf-nya.

  6. Desember 20, 2008 12:25 pm

    Back to default setting aja deh …, Lakum dinukum waliadi .. so, yg mau lebaran ya lebaran aja .., yg mo natalan ya natalan aja, yg mo nyepi ya nyapi aja. Mendalami agama masing2 akan lbh baik ktimbang ngurusin urusan toleransi nya “tetangga sebelah” yg jelas-jelas udh beda konsep dan pandangan. Lagian, terhina banget satu Ajaran apabila orang-orang penganutnya mengharap ucapan selamat dari ‘tetangga sebelahnya’. Emand perlu dan harus kah ?. Toleransi ya toleransi, tp ttp ada batasanya …dan pemahaman toleransi tiap-tiap ajaran itu berbeda…. halah ..ngomong aku ??

  7. Zkyont permalink
    Desember 20, 2008 2:30 pm

    Tidak ada yg perlu diperdebatkan klo yg dipaparkan adalah fakta. Misalnya, bahwa fakta dr perayaan Natal tidak ada hubungannya dgn ajaran asal kristen, dan saya yakin umat kristen pun tidak ada yang bisa membantahnya dgn cara ilmiah yang baik dan benar.
    Di jaman era informasi ini, tak terhitung jumlah dan jenis informasi yang bisa kita dapat, dan dari informasi2 itu sangat penting kalau kita bisa mengambil pelajaran. Saya yakin orang2 yang bisa berinternet dan mau membaca artikel-artikel yg banyak tentang ilmu, opini, kliping dgn segala variasinya (misalnya spt artikel ini) adalah orang berpendidikan. Jadi, non-sense kalau artikel ini dibilang tidak patut (entah berbau sara, dll). Artikel ini bisa jadi petunjuk dan pelajran penting bagi yang membacanya, dan memperluas wawasannya.

    Smoga Allah tetap melimpahkan PetunjukNya pada hamba2Nya. Amin. Love Peace.Wassalam.

  8. Desember 21, 2008 2:02 pm

    haramm hukumny ikut ngucapn selamat, pa lgi ikut ngrayain! waaaaa…… bkn ISLAM lagi ttu!

  9. Green permalink
    Desember 23, 2008 6:20 pm

    Di sorga itu penghuni nya orang² yg baik,tulus,ikhlas,tidak iri,tidak dengki dan tidak suka ngomong²in apa pun ttg org lain atau agama lain..

    Syalom….

    God Bless Indonesia

  10. masterpiece permalink
    Desember 25, 2008 5:51 am

    Wah..
    meskipun memang bukan perayaan yang udah official dari sononya sebelum abad ke sekian-sekian seperti yang anda tulis, nggak ada salahnya juga suatu agama punya satu hari perayaan. Mungkin karena judul yang anda buat agak bagaimanaaa gitu..hehe, jadi terkesan gimanaaa gitu sampe mengundang banyak komentar positif dan negatif.. :), padahal anda sendiri hanya ingin memberi informasi kepada teman-teman cyber lainnya..
    Thx for the Christmas info btw.

Tinggalkan komentar